Langsung ke konten utama

Terdampar dan Tersesat (1)


PKLP alias Praktek Kerja Lapang Profesi memang punya kenangan tersendiri. Kebetulan, pada tahun 2009, saya dan teman 1 tim pergi ke Taman Nasional Alas Purwo. What a wonderful place... J
Formasi lengkap tim kami:
Ikin: sang ketua tim, mapres alias mahasiswa berprestasi tapi suka bertingkah konyol tingkat dewa.. hohoho, maaf kin.. ^^v
Iwan: Komti jurusan kami. Orang madiun yang kadang-kadang suka bertingkah aneh,tp cukup menunjukkan dia kebapak2-an. Skrg sih emang udh bapak2.. hehehe
Bobi: Orang padang yang buat rame! Ada aja yg dibicarain, emang kalo gak ada loe gak rame bon! =P
Teh lin: emang pantes dipanggil teteh, karena emang paling dewasa diantara kita semua.. J
Itha: cewe jakarta yang lumayan cerewet n modis, bahkan klo ke lapangan. Hehe
Ika: wong jowo asli klaten ini lembut bener dah, tp cukup kritis. Hihi
Dan  saya sendiri tentunya J.

Banyak cerita tak terlupakan selama satu bulan praktek di tempat itu. Yups, kejadian2 luar biasa dari ulah 6 makhluk ajaib menjadi pangalaman yang tak akan terlupakan.hehe :D

Kejadian ajaib pertama adalah kita terdampar!!

Berawal dari niat kita ke segara anakan di yang ada resort bedul. Berdasarkan cerita dari petugas disana, segaraanakan merupakan tempat singgah bagi burung-burung yang sedang migrasi. Nah, berhubung dua orang di tim kami (Teh lin dan Bobi) adalah orang-orang pemerhati burung dan sekaligus jalan-jalannya naik boat (kapan lg coba liat burung-burung migran?!), maka dengan semangat 45 kami pun pergi kesana. Hari udh cukup sore sebenarnya pas kita berangkat, jadi sampai disana sekitar pukul 17.00.  Sayangnya, sesampainya kita disana burung-burung migran udah gak ada lagi. Yang ada kita hanya menemukan jejak burungnya ajah.. yah, sudahlah.... mau bagaimana lagi. Tapi teh lin, sebagai pemerhati burung sejati, masih semangat buat ngiden jejak kaki burung dan nengok sana sini pake binokuler buat nemuin si burung. hehehe...
yang lain? tentu aja bernarsis ria!!  =P

Nah, pas hari udh mulai magrib, kita bersiap-siap untuk pulang. Awalnya masih seneng-seneng (belum tau kejadian apa yang bakal kita alami).
Baru beberapa menit jalan, ternyata boat yang kami naiki kandas. Saat itu air sedang surut, jd mesin boat yang kami naiki terhambat oleh pasir di dasar sungai. Bobi dan ikin pun terpaksa turun untuk mendorong agar tidak kandas. Setelah itu, bapak petugas pun bersusah payah menarik mesin boat agar boat-nya bisa nyala. Tapi, ternyata eh ternyata saat bapak-bapak itu menarik mesin boat, selang yang mengalirkan solar ke mesin putus!! What the….???

Dengan berat hati bapak petugas mengumumkan klo boat gak akan bisa nyala lagi!!. Saat itu hari sudah sore dan keaadan sungai sedang surut. Kalau begini, kita harus mendayung boat segera untuk menepi, karena kalo enggak boatnya akan terbawa aliran surut ke laut selatan.  FYI, segara anakan adalah sungai yang cukup besar yang langsung berhubungan ke laut lepas sebelah selatan di ekor pulau jawa.
Untungnya di tepi sungai ada pemukiman penduduk. Jadi kita mendayung boat ke tepi. Sambil menunggu kita nongkrong di warung yang cukup menghabiskan beberapa gelas teh dan kopi.
Nah, untuk pulang,, kita harus nunggu sktr jam 9 yaitu ketika air sudah pasang!!
Jeng!Jeng! . Well, kita memang menunggu hingga air pasang kembali, jadi boatnya akan jalan mengikuti aliran sungai.

Yah walhasil, kita ngobrol2 gak jelas.. ngalor ngidul… ada yang galau ditelp mantan, ada yang nyari2 sinyal untuk up date status, ada juga yg heboh karena salah satu di bagian tubuhnya sedang lecet!!  Hehee.. Pokoknya malam itu semuanya pada harap2 cemas gak jelas deh!
Kira-kira jam 9, kita memulai perjalanan pulang. Dengan cara ‘ngintir’ atau membiarkan boat jalan hanya dengan mengandalkan air yang pasang, kita membutuhkan waktu 4 jam untuk sampai mess lagi.  Akhirnya kita sampai jam 1 malam!!  Untungnya malam itu cerah ditemani sinar rembulan. Halah!! Jadi agak membuat suasana perjalanan kita tenang..
Hufft.. benar-benar pengalaman tak terlupakan deh. hehehe

Komentar

  1. hahaha,.. nasib2,.. untung nilai PKLP nya gak B tuh,.. klo di ksih B itu namanya TEGA,..

    BalasHapus
  2. Ini jilid 2.nya lama betul rilisnya..
    Nunggu PKLP jilid 2 juga kali ya?? hahaha

    BalasHapus
  3. ahaha.. tenang, tenang,, jilid2 comiing soon :D

    iska: iya ska, klo dpt mah "nyesek". he3x..

    BalasHapus
  4. masih kebayang nyenyaknya tidur gw malam itu...


    salam PERIH ! LOL

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terdampar dan Tersesat (2)

Okeh, kembali ke cerita PKLP saya di Alas Purwo jilid II yang udah terlalu lama rilisnya (diprotes nih sama si Emak, hehe =P ), maka saya akan kembali mengingat memory akan kejadian lain yang tak terlupakan disana. Yak, sesuai judulnya kita “Tersesat!”  atau bahasa kerennya “Lost In The Jungle” (yang terdampar udah ada di jilid I, J ).  Nah, hari itu memang jadwal kami untuk mengambil data mengenai debit air ke salah satu Gua di dalam hutan yang berada di Resort Rowobendo.  Gua Bashori namanya, dan disanalah salah satu tempat sumber air yang mengalir ke Resort ini. Untuk mencapai gua ini, kita harus masuk tepi hutan di padang  penggembalaan sadengan. Sedikit cerita mengenai padang sadengan, padang penggembalaan ini merupakan habitat dari kawanan Banteng dan rusa, untuk makan dan minum. Tidak hanya itu, merak dan jenis burung lain juga terkadang berada di tempat ini. Karena hutan yang kita lewati  masih merupakan home range (wilayah jelajah) banteng, maka sepanjang jalan tid

Gemblong Semangit

"Gemblong Semangit". Ya itulah sebutan untuk "proyek percobaan" buat gemblong dalam rangka ngisi waktu liburan. hehehe Sebenarnya, awalnya agak malas-malasan juga buatnya, tapi berhubung si bapak udah semangat 45 ngambil ini itu, dan gak berhenti ngoceh klo anaknya gal bantuin, maka diputuskanlah untuk ikut serta meramaikan pembuatan jajanan gemblong di rumah. :D Oia, namanya disebut "gemlong Seamangit" adalah karena baunya yang gosong! Gosong?! yup! itulah yang terjadi di awal proses pembuatan gemblong ini. hehehe Berhubung waktu ngukus ketan ama kelapanya ditinggal, dan seisi rumah gak pada ngeh klo ternyata ibu lg masak ketan, maka terjadilah tragedi gosongnya ketan itu. hehehe ^^v Tapi pas dilihat-lihat masih oke juga tu ketan, maka perjuangan membuat gemblong dilanjutkan. Berhubung yang paling ngebet pengen makan gemblong adalah Bapak, maka yang paling semangat buat numbuk ketan mpe halus adala beliau. Gw?? Seperti biasa, cuma bantuin nyomot2 ketan

Our Great Parents

Ini sebenarnya kejadian sudah cukup lama, sekitar 1,5 bulan yang lalu. waktu itu, sore pulang dari kampus saya naik angkot menuju ke rumah. pas baru aja naik, ada seorang bapak-bapak yang sudah duduk didalam bersama istri dan seorang anaknya. Saat saya baru mengatur duduk di dalam angkot (yang agak heboh dengan gembolan tas ransel berisi laptop dan cukup berat), tiba-tiba bapak tadi bertanya: “adek dari IPB? kuliah disana?” “iya pak” jawabku sambil senyum yang juga masih heboh ngatur letak tas ransel supaya dapat posisi ‘wuenak’. Sebenarnya agak boong dikit si, kan udah gak kuliah lagi.,hehee trus bapak tadi bertanya lagi: “adek jurusannya apa?” “saya di bidang kehutanan pak, jurusan konservasi.” jawabku langsung.. tiba-tiba bapak tadi melanjutkan: “Anak saya juga mahasiswa IPB, baru masuk sekarang.. ini tadi mau masuk asrama tapi karena katanya yg tinggal di sekitar jakarta-bogor boleh masuk besok,jadi besok aja masuknya”.. (kejadiannya pas banget waktu penerimaan mah